Senin, 12 Desember 2011

Kemudahan dalam kesulitan

Setiap orang pasti memiliki masalah, setiap saat dan setiap waktu. Entah itu hal yang ringan atau berat, tergantung masalah yang menghampiri kita tentu nya.

Awal nya tidak yakin untuk menjalani nya, kuliah di hari minggu dan membutuh kan biaya awal 2,5 juta. Maklum, saya seorang pegawai disebuah mal. Jadi hari minggu tidak bisa libur, dan gaji pun tidak terlalu besar. Kekasih ku berkata,

“udah ambil aja, minta ijin ke cici tiap hari minggu libur, kalau engga di kasih keluar aja dari tempat kerja, soal biaya hidup biar aku yang tanggung”

Aku senang kekasih ku mau membantu, dan lebih senang lagi ibu nya memperingan biaya untuk kuliah. Beliau mau memberikan 1 juta untuk biaya awal, dan aku tinggal mencari sisanya. Awal nya aku masih ragu, aku masih belum percaya kalau aku mau kuliah, subhanallah sekali. Tidak ada salah nya aku mencobanya, aku teringat dengan saudara ku yang dijakarta. Dia punya pabrik elektronik sendiri, mudah-mudahan dia bisa bantu.

“Assalamu’alaikum, mba ini nda. Maaf sebelum nya, nda mau minta tolong. Bisa minjem uang g? Buat biaya kuliah, 1juta mba. Bayar nya dicicil ntar pas gajian”

Itulah isi sms yang ku kirim kesodara ku, jantungku berdegub kencang tidak karuan. Aku hanya berharap sodara ku bisa membantu, tak lama hp ku berbunyi tanda ada sms yang masuk. Ternyata sodara ku membalas sms yang ku kirim kan tadi

“Wa’alaikum salam, aduh gimana yah. Nanti mba tanya dulu sama suami mba, nanti dikabarin lagi ya nda....”

Begitulah balasan dari sodaraku itu, aku termenung pesimis bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu yg singkat.

“Iyah mba, nda tunggu kabar nya”

Ku membalas dengan perasaan yang ragu, ya Allah... berilah hambamu ini kemudahan, amin. Hari semakin larut, mata ku semakin lelah dan badan ku juga pegal - pegal. Sebelum beranjak ke pulau kapuk, ku pastikan kekasih ku sudah tidur. Walaupun kami berhubungan jarak jauh, kami tetap berkomunikasi dengan baik.

Hari baru, semangat baru, baju baru, kekasih enggak baru tentu nya. Harus tetep setia kepada sang kekasih, terbangun dari tidur ku langsung teringat kepada kekasih ku. ku ambil hp dan langsung menelefon dia, lama sekali diangkat nya.

“Hmmmm, halo....”

Dengan nada seperti bangun tidur, memang bangun tidur seperti nya kekasih ku itu.

“Bangun, cepet solat subuh”

Jawab ku sambil tersenyum dan membayangkan dia ketika bangun tidur, pasti aneh sekali ekspresi nya, pasti manja nya keluar seperti anak kecil.

“Iyah, nyantai aja. Tuuut... tuuut.... tuuut.....”

Kekasih ku menjawab dan langsung mematikan hp nya, wah terlalu sekali itu orang. Tapi yasudah lah, nanti juga telefon balik. Aku pun beranjak dari pulau kapuk, menuju kamar mandi, mengambil air wudlu dan solat subuh.

Waktu sudah menunjukan pukul sembilan pagi, waktu nya aku berangkat kerja. Kalau hari ini cici datang ke toko, aku bilang ah ke dia rencana ku untuk kuliah dan meminta izin untuk libur di hari minggu. Semua persiapan ok, bekal makan siang ok, hp ok, mp3 juga ok. Aku pun mulai berangkat, di perjalanan aku selalu melihat hp yang ku genggam, berharap ada sms dari sodara ku yang ada dijakarta. Sabar aja ah, nanti juga pasti ada kabar. Ngomong – ngomong, aa (panggilan kekasih ku) lagi ngapain yah? Ah paling lagi meeting atau ngerjain pendingan.

Sampai juga aku di tempat kerja, tak lama aku bersiap untuk memulai kerjaan, cici datang. Alhamdulillah datang juga, kesempatan emas untuk meminta izin libur di hari minggu.segera aku mempersiapkan barang – barang untuk di pamerkan dan di jual, setelah selesai aku menghampiri cici.

“yaudah nanti saya pikirin dulu ya win...”

Itulah kalimat yang dikatakan oleh cici setelah ku ceritakan rencana ku itu, akupun segera kembali bekerja dan menceritakan rencana ku kepada teman-teman ku. ku katakan kepada rekan kerja ku jika cici engga ngasih libur dihari minggu, aku mau keluar saja dari sini. Rekan kerja ku semua nya lebih mendukung untuk kuliah, walaupun biaya entah darimana yang jelas harus tetep optimis bisa, karena kalau sudah rizki mah engga akan kemana.

“Insya Allah.... Insya Allah.... Insya Allah ada jalan....”

Terdengar suara dari saku celana ku, ternyata ada sms masuk dari sodara ku yang di jakarta. Ketika ku baca isi nya, alhamdulillah ya Allah engkau menjawab do’a ku. Sodara ku bisa memberi pinjaman uang untuk biaya kuliah, dan lebih bersyukur nya lagi aku tidak perlu mengganti uang tersebut. Padahal jumlah nya engga sedikit, sungguh baik sekali sodara ku itu. Niat meminjam, malah diberi dengan cuma – Cuma. Dengan perasaan senang, aku kerjakan semua kerjaan ku dengan baik. Ingin ku beri tahu kabar baik ini kepada kekasih ku, tapi seperti nya ia pasti sedang sibuk sekali.

Jam makan siang sebentar lagi datang, perutku juga mulai lapar maklum tadi sarapan hanya dengan segelas susu. Ketika hendak pergi makan siang, tiba – tiba cici menelefon ku. Dengan semangat aku angkat panggilan masuk itu, 

“win, soal kuliah kamu cici dukung. Cici seneng ada karyawan yang melanjutkan kulian, jadi cici kasih kamu libur hari minggu. Tapi sebagai ganti nya, hari kamu harus masuk di hari libur kamu yah. Terserah mau hari senin atau selasa”

Saking senang nya, mata ku mulai berkaca – kaca dan tak bisa berkata apapun. Hanya bisa tersenyum dan mengatakan,

“iyah ci, makasih banget.”

Setelah mendapat kabar baik itu, aku semakin tidak sabar untuk memberi tahukan kepada kekasih ku. Di jam kerja seperti ini pasti lagi sibuk – sibuk nya, dia selalu sibuk sms pun jarang sekali kalau sudah jam kerja. Sedang apa yah dia sekarang, seperti nya aku kangen sama kekasih ku itu. Walau nyebelin, kaya anak kecil, tapi ia sangat bisa membuat ku tersenyum dan pemikiran nya sulit di tebak, bahkan ia bisa menjadi seorang yang sangat dewasa sekali, aku juga heran ko ada yang orang kaya dia.

“Insya Allah.... Insya Allah.... Insya Allah ada jalan....”

Wah siapa lagi nih yang telefon, ternyata kekasih ku. Panjang umur dia, baru aja di pikirin eh langsung telefon.

“Haaaalo... Assalamu’laikum aa...” dengan nada senang ku mengangkat telefon

Di telefon ku ceritakan semua nya, dari dapat uang satu juta dari sodara yang dijakarta, di kasih libur hari minggu, dan dukungan dari teman kerja ku disini. Dari ibu kekasih ku satu juta, sodara ku satu juta. Tinggal mencari sisa nya, uang dingin ku cuma ada tiga ratus ribu. Berati tinggal dua ratus ribu kurang nya, ku ceritakan itu semua, dan kekasih ku berkata.

“yaudah.... dari aa aja, ntar aa transfer. Aa masih ada uang dingin ko, jadi tenang aja yah yank. Tuh kan ceuk aa oge, ari geus rejeki mah moal kamana. (tuh kan kata aa juga, kalau udah rizki mah engga akan kemana)”

Sebenar nya aku tidak enak, ia sudah membatu ku selama ini. Walaupun ku tolak, ia pasti memaksa. Jadi aku terima saja bantuan nya, terkumpul sudah biaya untuk kuliah. Padahal sama sekali tidak terbayang aku bisa kuliah, hal yang menurut ku mustahil. Dari dana awal, harus mendapat kan uang 1,5 juta dalam waktu singkat. Meminta izin libur dihari minggu, padahal pekerjaan spg seperti ku sangat sulit sekali untuk mendapat kan libur di hari minggu.

Tak lupa aku bersykur kepada Allah, yang memberikan ku kemudahan dalam setiap kesulitan yang datang kepada ku, kepada orang tua yang mendo’akan ku jauh di Jawa, kepada mamah (ibu kekasih ku) yang telah membantu ku untuk kuliah, kepada kekasih ku yang selalu memberi semangat dan mengibur ku.

Di setiap kesulitan, pasti ada kemudahan. Satu kalimat yang harus selalu ku ingat, berdo’a dan berikhtiar, itulah kunci nya.


0 comments:

Posting Komentar