Sabtu, 20 Agustus 2011

Diary Hitam, part 1


12 Oktober 2010
Pergi menuju tempat tertinggi bersama angin kebebasan
Dan menghilang untuk selamanya bersama kabut keabadian

Orang yang dekat dengan ku, harus aku tinggalkan. Aku lakukan hanya demi orang yang paling aku cintai, orang yang bisa membuat ku mabuk kepayang, orang yang bisa membuat ku mengemis cinta kepada nya.

Tapi…
Ak tahu, aku bodoh meninggalkan teman, meninggalkan orang yang lebih dulu kenal dengan ku. Teman itu lebih penting, teman itu sulit didapat, teman itu mempunyai benyak kenangan. Tapi aku rela meninggalkan mereka, hanya demi orang yang aku cintai, orang yang aku sanyagi.

Mau tahu kenapa aku bisa melakukan hal bodoh itu?

“Karena aku yakin, aku bisa hidup dengan nya. Aku ingin menikah dengan nya, aku ingin memiliki nya. Karena aku pasti hidup dengan dia, bersama…
Berdua, hidup bahagia.”

Aku rela meninggalkan teman – teman ku….
Walau berat, aku berusaha untuk ikhlas. Berusaha menikmati nya, pahit memang, tapi itu semua harus ku jalani.


13 Oktober 2010
Besok adalah hari kelahiran ku, dia tidak membalas sms dan tidak memberi kabar. Disaat aku mencoba menelan rasa pahit karena meninggalkan teman, dia orang yang aku sayang. Dia juga malah pergi meninggalkan ku. Padahal, aku sudah bilang akan meninggalkan teman ku, engga akan ngeadd teman lama ku itu.

Apa aku salah jika ingin berkomunikasi dengan teman lama ku? Dia hanya teman, tidak lebih.

Yang aku heran….
Ok dia ingin menjauhkan aku dengan teman ku, anggap aja cemburu. Tapi yang dia lakukan, bukan membuat ku untuk memilih nya, membuat ku nyaman dengan nya, membuat ku ingin selalu bersama dengan nya, membuat ku ingin memeluk nya. Dia hanya bisa marah, dia bilang aku tidak bisa mengerti dia, engga bisa ngerti perasaan nya. dia malah nyuruh aku pergi, pergi meninggalkan nya, pergi bersama teman ku itu.

“Teman hilang kekasih pun pergi”

Fakta yang sangat amat menyakitkan, sangat indah untuk ditangisi….

Apa aku harus mengemis cinta?
Apa aku biarkan saja?
Apa aku salah?

Aku tidak tahu harus bagai mana, ingin berbagi cerita tapi dengan siapa? Teman – teman ku jauh, cerita via sms kurang enak. Lebih baik bercerita langsung, tapi dengan siapa? Teman kosan? Aku malu… teman kerja ku? Dia juga banyak masalah.

Andai di Jakarta ada gunung….

Ucapan Idul Fitri

Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan
Setiap orang pasti pernah menyakiti hati orang lain
Tapi...
Setiap orang berhak di beri maaf
Setiap orang berhak di beri kesempatan
selamat hari raya Idul Fitri 1432 Hijriah
Mohon maaf lahir dan bathin


Walau jarak memisahkan kita
Dengan sms ini ingin ku ucapkan
Selamat hari raya Idul Fitri 1432 Hijriah
Minal aidzin wal faidzin
Mohon maaf lahir dan bathin


Sebaik - baiknya diriku pasti pernah menyakiti
Sejahat - jahat nya diriku pasti pernah membantu
Semarah -marah nya dirimu pasti masih memiliki maaf
Dan aku orang yang ingin meminta maaf mu
Selamat hari raya Idul Fitri 1432 Hijriah
Mohon maaf lahir dan bathin teman, :)


Sun set memang indah
Tapi lebih indah lagi sambil berjabat tangan dan saling memaafkan.
Sebentar lagi lebaran, minal aidzin wal faidzin.
Mohon maaf lahir dan bathin teman.


Ketika mulut tidak bisa berbicara
Ketika tangan tidak bisa bersalaman
Ketika jarak memisahkan kita
Ketika engkau membaca pesan ini
Berharap bisa membuka pintu maaf mu
Selamat hari raya Idul Fitri 1432 Hijrah
mohon maaf lahir dan bathin


Kau pasti tahu dendam itu tidak baik
Kau pasti tahu membenci itu tidak baik juga
Kau pasti tahu melukai itu tidak boleh
Kau pasti tahu apa arti memaafkan
Selamat hari raya Idul Fitri 1432 Hijriah
Minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir dan bathin.


Lidah itu tajam
Memegang amanat itu berat
Berbuat dosa itu gampang
Dan saling memaafkan itu indah
Selamat hari raya Idul Fitri 1432 Hijriah
Mohon maaf lahir dan bathin


Solat ied? sudah.
Minta maaf kepada orang tua? sudah
Makan ketupat? sudah
Tapi sepertinya ada yang kurang,
oh aku tahu,,,,
Selamat hari raya Idul Fitri 1432 Hijriah
Mohon maaf lahir dan bathin
Jika ada yang tidak berkenan dihati
Tolong dimaafkan, maafkan aku sabahat ku.


Jumat, 05 Agustus 2011

Hanya sebuah camera


            Akhir nya setelah dua tahun menabung aku bisa membeli sebuah camera SLR, mahal memang tapi kalau sudah hobi mau gimana lagi. Awal nya aku tidak berminat dengan dunia fotografi, namun aku beralih hobi kedalam bidang fotografi. Sebenarnya aku adalah seorang pecinta alam, aku suka pergi ke gunung, hiking, camping, walau pun cuma ke gunung itu – itu saja tangkuban perahu atau burangrang. Sayang nya dijakarta tidak ada gunung yang bisa aku daki, ada sih tapi jarak nya sangat jauh. Dan akhir nya aku memilih untuk masuk kedunia fotografi.

            Asik…. Liburan telah tiba, setelah lelah dengan pekerjaan banyak unit yang harus aku perbaiki, camera tentu nya. Dan sekaranglah saat nya untuk mencoba camera baru ku. Hmmmm…. Camera? Ok, ongkos? Sip, Hp? Wah dimana Hp ku? Lama ku cari, ku periksa dibawah bantal, di atas meja, dibawah kasur. Eh ternyata… ada di dalam saku selana ku, itu barang penting, kalau engga ada Hp itu engga akan bisa menghubungi yang di bandung (kekasih ku tentu nya). Mp3 ples head set? Cek. Ok semua persiapan sudah ok dan waktu nya aku berangkat.

            Sesampai nya aku di tempat tujuan, tempat favorit ku. Monas, disini pasti banyak objek yang bagus. Aku berkeliling, jepret sana jepret sini, bahkan batu yang ku temuipun aku foto. Tak terasa waktu sudah menjukan pukul sembilan malam, lama juga aku berada disini. Ku putus kan untuk pulang, berhubung sudah malam dan aku pun sudah lelah. Ayo pulang menuju kosan tercinta….

            Di perjalanan menuju kosan aku melihat sesuatu yang sangat mengejutkan, aku melihat seorang wanita sedang dikerumuni oleh dua orang lekali. Aku terdiam dan melihat dengan seksama, walaupun tempat itu gelap aku bisa melihat wanita itu. Wanita berjilbab yang sedang ketakutan, kedua tangan nya menutupi dada nya. Dan seperti nya aku tahu siapa wanita itu, tidak lama aku melihat salah satu dari lelaki itu mulai kurang ajar. Astagfirullah… wanita itu hendak diperkosa oleh kedua lelaki itu. Keringat dingin ku mulai bercucuran, tampa pikir panjang aku berlari dan menghampiri para lekali busuk itu.

“Hei… stop!!!” teriak ku.

“Mau apa kamu? Jangan ikut campur pergi sana!!!”

Ucap lelaki yang pertama, terlihat tato macan dilengan nya dan kepala nya yang gundul plontos.

“Udah dari pada lo kita hajar, mendingan kita nikmati aja tubuh cewek ini bareng-bareng”

Lanjut lelaki yang kedua, lelaki yang gondrong dan berjengot tebal, ku lihat wanita itu hanya diam tertunduk dan bercucuran air mata. Seperti nya dia ketakutan setengah mati, dan seperti dugaan ku dia wanita yang aku kenal. Dengan tenang aku berkata...

“Tidak terima kasih bang, tapi gini aja bang, abang ambil aja camera ku. Terus lepasin temen aku”

“Ah buat apa camera, gua enggak butuh” jawab lelaki yang botak.

“Eh jangan salah bang, abang tau berapa harga camera ini?”

“Alah palingan Cuma cepe, buat apa cepe? Engga akan cukup buat beli apa – apa” ucap lelaki yang gondrong.

“Enak aja bang, sengene… ini harga nya tu tiga juta, enggak percaya? Nih aku kasih liat kwitansi pembelian nya?” balas ku.

“Seirus lo??” jawab lelaki yang botak dengan terkejut.

“Asli bang, udah ambil ini aja, lumayan klo di jual lagi. Tiga juta, beuh…. Abang bisa jajan tiap hari, gimana mau engga?” balas ku dengan nada yang meyakinkan.

Kedua lelaki itu berbisik –bisik, seperti nya sedang berdebat. Memilih antara perawan dengan camera baru ku yang seharga tiga juga, tak henti – henti nya aku melihat wanita itu, dia menangis dan tampak mengucapkan sesuatu namun tidak terdengar suara. Wanita itu hanya tertunduk ketakutan, tangan nya gemetar dan tampak basah.

            Tak lama kedua lelaki itu selesai berdebat dan berkata.

“Ok gua lepasin temen lo, tapi gua pengen camera ples isi dompet kalian berdua.”

“Ok, deal! Lepasin sekarang temen aku bang.”

“Nih temen lo.”

Lelali itu pun melepas kan wanita itu, aku pun langsung mengeluarkan isi dompet dan memberikan camera baru ku, tidak lupa aku meminta isi dompet wanita itu.

“Nih bang, tp aku bagi dua pulluh ribu yah, buat ongos bajai.”

“Hmmm, yaudah ambil aja.”

“Makasih bang, oiya bang salaman dulu dong…. Biar lebih afdol” ku berkata dengan canda.

Aku dan mereka pun berjabat tangan dan mereka pun merasa heran, tak lama mereka berdua pun pergi. Wanita itu tak henti – henti nya menangis, sampai aku memegang pundak nya dan berkata.

“Udah, tenang aja. Sekarang kamu sudah aman, lebih baik aku antar kamu pulang.”

            Wanita itu hanya mengangguk, tidak mengeluarkan sepatah katapun. Aku bisa memaklumi, mungkin dia masih syok akibat kejadian yang baru saja menimpa nya. Sesampai nya dikosan wanita itu, dia duduk di teras depan rumah. Dia terdiam, menatap lantai dengan tatapan kosong. Entah memikirkan sesuatu atau pikiran nya memang sedang kosong, aku pun berjongkok didepan nya dan menatap mata nya.

“Ngeliatin apa sih?”

“Hmmm….”

“Udah, tenang aja…. Anggap aja itu cobaan buat kamu.”

“Makasih yah, mungkin juga engga ada kamu aku sudah….”

“Iyah sama – sama, santai aja. Kita kan teman” jawab ku sambil memandang langit.

“Soal kamera kamu….”

“Owh soal itu, alah udah engga usah di pikirin. Cuma camera ini, yang penting kamu selamet.”

“Kamu ko masih mau nolongin aku? Padahal dulu aku pernah, pernah… pernah nyakitin kamu” Tanya wanita itu dengan mata yang berkaca – kaca.

“Engga perlu alasan buat nolong orang, aku hanya ingin membantu kamu”

“Terima kasih sekali yah, makasih udah nolongin aku. Kamera kamu nanti aku ganti, tenang aja”

“Udah engga usah, engga apa – apa. Lebih baik camera aku yang hilang dari pada keperawanan kamu, camera masih bisa di beli. Sedangkan itu? Enggak akan pernah kembali lagi”

Itulah percakapan aku dan wanita yang aku tolong, wanita yang dulu pernah menyakiti hati ku, wanita yang pernah membuat ku gila. Aku pun pergi setelah mengucapkan perkataan ku tadi, saat ku melihat kebelakang untuk memberikan senyuman terakir, wanita itu menangis sambil tersenyum.